Minggu, 12 Mei 2019

Perbedaan yang Menguatkan, Kelas 6, Tema 2, Subtema 1, Pembelajaran 1

Toming Sek
Pelangi indah karena warna yang berbeda-beda. Hidup berbangsa dan bertanah air indah jika kita hidup rukun walaupun berbeda-beda.

Perbedaan yang Menguatkan_ Kampung Cempaka adalah sebuah kampung transmigran. Warganya berasal dari berbagai daerah padat di Pulau Jawa. Hal itu menjadikan mereka berbeda suku maupun agama. Di Kampung Cempaka, hiduplah lima orang sahabat. Ada Asnah yang berdarah Sunda, Utami dari Banyuwangi, Toni, seorang anak etnis Tionghoa yang sebelumnya tinggal di Semarang, Wande dari suku Tengger di Jawa Timur, dan Marta, anak seorang pendeta yang dahulu tinggal di Solo. Di Kampung Cempaka, rumah mereka bersebelahan dan mereka pergi ke sekolah yang sama. Itu sebabnya mereka sangat akrab. Mereka suka bermain bersama dan sering menghabiskan waktu di rumah satu sama lain.

Meskipun berbeda suku, kebersamaan begitu kental terlihat dalam keseharian mereka. Bersama anak-anak lain di Kampung Cempaka, mereka setiap akhir minggu berkumpul di balai utama kampung. Biasanya, selain berolahraga bersama, mereka juga kerap berkeliling ke rumah warga, membantu melakukan apa saja yang dibutuhkan warga. Kadang-kadang mereka membantu warga lanjut usia, sekedar membereskan rumah atau menyiapkan makanan. Sesekali mereka juga membantu orang tua yang sedang bekerja bakti membersihkan lingkungan.
Dari Toni, mereka belajar menari Barongsai. Lalu mereka ajarkan tarian itu kepada anak-anak se-kampung. Sementara itu, setiap tiba saat panen, Wande dan keluarganya akan sibuk memimpin warga membuat Tumpeng Gede, yaitu nasi khas dari daerah Tengger yang dibuat untuk mensyukuri berkah Tuhan dalam wujud panen raya.

Sikap toleransi yang ditunjukkan kelima sahabat itu, memang sekadar berupa hal-hal kecil. Hal kecil dalam keseharian itulah yang mencerminkan kehidupan Bhinneka Tunggal Ika di Kampung Cempaka yang kaya akan perbedaan. Mereka hidup damai berdampingan dan tulus saling menjaga.

Ayo Bertanya!
Setelah mengamati gambar dan membaca teks tentang hidup rukun dalam perbedaan, tulis hal yang kamu ingin ketahui lebih lanjut dalam bentuk pertanyaan!
  1. Apa yang dimaksud dengan kampung transmigran?
  2. Dari mana asal suku Tengger?
  3. Darimana asal tari Baringsai?
  4. Apa nasi khas dari daerah Tengger?
  5. Apa pengertian toleransi?
  • Tukarkan pertanyaan yang telah kamu buat dengan teman di sebelahmu dan diskusikan jawabannya bersama-sama!
  • Tulis kesimpulan tentang hidup rukun dalam perbedaan pada bagan berikut!
Rukun dalam perbedaan
Perbedaan yang adaBagaimana
menyikapinya?
Apa manfaat
hidup rukun?
Perbedaan suku,
agama, bahasa dan
budaya

  1. Selalu berfikir positif dan menghindari prasangka.
  2. Hilangkan sikap ingin menonjolkan diri dan merendahkan orang lain.
  3. Menyadari bahwa setiap manusia dilahirkan berbeda.
  4. Menjadikan perbedaan yang ada sebagai sebuah kekayaan.
  5. Selalu instrospeksi diri dan tidak cepat menghakimi orang lain.

  1. Dengan hidup rukun maka akan mempererat persatuan
  2. Keadaan akan terasa aman, tenteram, dan nyaman
  3. Menghindari perselisihan
  4. Muncul komunikasi yang baik dengan sesama
  5. Kehidupan akan lebih harmonis
Hidup rukun dalam perbedaan, yang merupakan landasan dari persatuan, sudah menjadi tatanan kehidupan masyarakat Indonesia sejak dulu. Hal tersebut juga ditunjukkan ketika masa perjuangan memperebutkan kemerdekaan dari penjajah.

Dalam meraih kemerdekaan, perbedaan daerah, agama, dan suku bangsa bukanlah penghalang bagi bangsa Indonesia. Mereka bersatu padu untuk merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah. Pada waktu itu, semangat persatuan sangat menonjol. Bangsa Indonesia memiliki tekad yang kuat. Tidak ada jalan lain dalam usaha merebut kemerdekaan, kecuali menjalin persatuan dan kesatuan. Hal ini mencerminkan kerukunan dalam perbedaan. Bagaimana sejarah perjuangan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan Indonesia? Ayo, kita cari tahu.

Kamu akan menggali informasi tentang perubahan masyarakat Indonesia pada Masa Pergerakan Kemerdekaan sampai pada Proklamasi Kemerdekaan dalam berpolitik, berkebangsaan, dan bernegara melalui studi pustaka.
Tahukah kamu bahwa diperlukan kemampuan untuk melakukan penyesuaian atau adaptasi ketika kita ingin menciptakan kerukunan dalam perbedaan? Masih ingat pepatah ‘Di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung’? Pepatah ini mempunyai makna, apabila kita berada di tempat yang baru maka kita perlu menyesuaikan diri dengan keadaan setempat agar kita bisa diterima dan hidup berdampingan dengan damai. Hal ini juga berlaku kepada tumbuhan. Agar keberlangsungan hidupnya terjamin, maka tumbuhan harus mampu melakukan adaptasi sesuai kondisi lingkungannya.

Bagaimana tumbuhan beradaptasi. Ayo, kita pelajari!

Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan tempat hidupnya yang memungkinkan tetap hidup dan berkembang biak di lingkungan alaminya. Adaptasi pada makhluk hidup ada 3 macam yakni adaptasi morfologi, fisiologi, dan tingkah laku.. Makhluk hidup memerlukan adaptasi karena setiap makhluk hidup tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari makhluk yang lain, untuk itu beradaptasi sangatlah diperlukan, hal itu berguna untuk menunjang kelangsungan hidup.

1. Adaptasi Morfologi
Adapatasi morfologi adalah suatu penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungannya berkaitan dengan bentuk dan struktur organ tubuh yang tampak dari luar dan mudah diamati, sehingga adaptasi tersebut paling mudah dikenal dan ditemukan.

  1. Memiliki daun berbentuk duri,kulit batang tebal berlapis lilin dan berongga, akarnya panjang sehingga dapat menyerap air dari jarak yang jauh.Contoh : Kaktus
  2. Berdaun tipis agak lebar untuk mempercepat penguapan, tangkai/batang bergelembung & berongga untuk menyimpan udara, memiliki akar pembandul sehingga dapat berdiri tegak dan tidak terbalik di air : eceng gondok
  3. Berdaun lebar dan tipis, batang lentur berguna untuk memperbanyak penguapan sehingga tidak busuk di dalam air, daun yang tipis juga berguna untuk mencukup kebutuhan udara dan cahaya matahari : teratai
  4. Mempunyai akar pelekat sehingga memungkinkan untuk hidup merambat pada tumbuhan lain, sehingga dapat memperoleh cahaya matahari untuk berfotosintesis : Sirih

2. Adaptasi Fisiologi
Adapatasi fisiologi adalah penyesuaian fungsi fisiologi alat-alat atau organ-organ tubuh terhadap lingkungannya.

  1. Tumbuhan memiliki bau yang khas pada bunga dapat mengundang datangnya serangga untuk membantu penyerbukan. Bunga jenis ini menghasilkan madu atau nectar, dan serbuk sarinya mudah melekat.
  2. Pohon Akasia, dan dapat mengeluarkan zat yang bersifat racun bagi hewan herbivora. Oleh karena itu, hewan herbivora jadi enggan untuk mendekat, apalagi memakannya. 
  3. Pohon Mahoni juga menghasilkan zat racun. Tujuan Pohon Mahoni mengeluarkan zat racun adalah untuk mengurangi persaingan dengan tumbuhan lain dalam hal memperoleh Nutrisi dari dalam tanah.
  4. Memiliki daun berbentuk kantong yang di dalamnya terdapat cairan. Bau yang dikeluarkan mengundang serangga untuk mendekat. Serangga yang hinggap tergelincir dan terperangkap dan menjadi makanan.(Tumbuhan insectivora): kantung semar

3. Adaptasi Tingkah Laku
Adapatasi tingkah laku adalah cara penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungannya melalui tingkah laku.

  1. Menggugurkan daunnya di musim kemarau (Meranggas). Contoh :Pohon jati, mahoni, randu.Tujuan :Untuk mengurangi penguapan air, sehingga bisa tetap berfotosintesis.
  2. Daun jagung menggulung apabila udara sangat panas
  3. Tumbuhan putri malu mengatupkan/menguncupkan daunnya ketika terkena rangsangan/disentuh
  4. Bunga matahari menghadap arah sinar matahari 
  5. Mekarnya bunga pukul empat yang biasanya mekar pada pukul empat karena adanya rangsangan cahaya.